Pilarupdate.com — Ketegangan dan persaingan militer antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung sejak lama, meskipun kedua negara kini lebih menekankan pada diplomasi. Namun, dari perspektif kapasitas militer, Thailand secara keseluruhan memiliki keunggulan signifikan dibandingkan Kamboja di berbagai aspek, termasuk kekuatan darat, laut, dan udara. Perbandingan ini memberikan gambaran tentang kemampuan pertahanan masing-masing negara serta strategi yang mungkin diterapkan jika konflik terjadi.
1. Kekuatan Militer Darat
Thailand memiliki angkatan darat yang lebih besar dan lebih modern dibandingkan Kamboja. Jumlah personel aktif angkatan darat Thailand mencapai sekitar 250.000 tentara, dengan cadangan tambahan yang dapat dikerahkan jika diperlukan. Selain jumlah, Thailand juga dilengkapi dengan peralatan militer yang lebih canggih, termasuk tank tempur utama, kendaraan lapis baja, artileri, dan sistem peluncur roket jarak jauh. Kemampuan ini memungkinkan Thailand mengendalikan wilayah perbatasan dengan efektif serta memberikan daya tembak yang lebih besar dalam operasi ofensif maupun defensif.
Di sisi lain, angkatan darat Kamboja lebih kecil dan sebagian besar masih mengandalkan peralatan lama yang diperoleh dari bantuan internasional. Jumlah personel aktif angkatan darat Kamboja sekitar 125.000, dengan kesiapan tempur terbatas dan pelatihan yang relatif kurang intensif dibandingkan Thailand. Meskipun Kamboja memiliki pengalaman dalam konflik lokal dan operasi keamanan internal, kemampuan untuk menghadapi perang konvensional skala besar masih lebih rendah dibandingkan Thailand.
2. Kekuatan Militer Laut
Dalam hal angkatan laut, Thailand juga menunjukkan keunggulan yang signifikan. Angkatan laut Thailand dilengkapi dengan frigat, korvet, kapal patroli cepat, kapal selam ringan, serta helikopter anti-kapal selam. Armada ini memungkinkan Thailand mengawasi jalur laut penting, termasuk Selat Malaka dan Teluk Thailand, serta melakukan operasi pertahanan maritim yang efektif. Sistem radar modern dan kemampuan logistik yang baik juga meningkatkan kapasitas Thailand untuk menghadapi ancaman laut dari negara tetangga.
Kamboja memiliki angkatan laut yang lebih kecil dan sederhana, sebagian besar terdiri dari kapal patroli ringan dan beberapa kapal penumpang yang dimodifikasi untuk tugas militer. Kamboja belum memiliki kemampuan kapal selam maupun fregat modern, sehingga kemampuan mereka dalam pertahanan laut terbatas. Fokus utama angkatan laut Kamboja adalah patroli perbatasan laut dan pengamanan sumber daya perikanan, bukan proyeksi kekuatan atau operasi ofensif yang luas.
3. Kekuatan Militer Udara
Angkatan udara Thailand merupakan salah satu yang paling modern di Asia Tenggara. Dengan armada lebih dari 200 pesawat tempur, termasuk F-16, JAS 39 Gripen, dan helikopter serang AH-64 Apache, Thailand memiliki kemampuan superior dalam pengawasan udara, serangan presisi, serta mobilitas cepat dalam mendukung operasi darat. Sistem radar canggih dan fasilitas pertahanan udara juga memperkuat posisi Thailand dalam melindungi wilayahnya dari ancaman udara.
Sementara itu, angkatan udara Kamboja relatif kecil dan sebagian besar terdiri dari pesawat latih, helikopter ringan, dan pesawat tempur generasi lama. Kapasitas serangan udara dan pertahanan udara Kamboja terbatas, sehingga mereka lebih mengandalkan dukungan darat dan aliansi strategis untuk perlindungan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa dalam skenario konflik terbuka, Thailand memiliki keunggulan signifikan dalam mobilitas dan kekuatan udara.Secara keseluruhan, Thailand memiliki keunggulan militer yang jelas dibandingkan Kamboja di darat, laut, dan udara. Angkatan darat Thailand lebih besar dan modern, angkatan laut lebih siap menghadapi ancaman maritim, dan angkatan udara memiliki kapasitas superior untuk pengawasan dan serangan. Kamboja, meskipun memiliki pasukan yang loyal dan pengalaman dalam keamanan internal, masih tertinggal dari sisi teknologi, jumlah, dan kemampuan proyeksi kekuatan.
Meskipun demikian, kedua negara saat ini lebih mengutamakan diplomasi dan kerja sama regional melalui ASEAN untuk mengurangi potensi konflik. Namun, pemahaman tentang kekuatan militer masing-masing tetap penting sebagai referensi strategi pertahanan dan perencanaan keamanan regional. Thailand, dengan keunggulan militernya, tetap menjadi kekuatan dominan di kawasan, sementara Kamboja berfokus pada pertahanan wilayah dan stabilitas internal.