UP Gelar Kuliah Umum Berikan Pemahaman Konvergensi Media Bagi Mahasiswa Baru

UP gelar kuliah umum berikan pemahaman konvergensi media bagi mahasiswa baru

Pilar Update – Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila (Fikom UP) menyelenggarakan kuliah umum bagi mahasiswa baru dengan tema

“Menginformasikan atau Menghibur? Evolusi Produksi Konten di Era Konvergensi Dunia Informasi, Hiburan, dan Teknologi”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Alfito Deannova Ginting, Jurnalis Senior, dan M. Farhan, konten kreator review kuliner Makan Yu Beb, yang berbagi wawasan tentang perkembangan media di era digital.

Ketua Panitia Kuliah Umum, Cici Eka Iswahyuningtyas, menjelaskan bahwa kegiatan ini rutin digelar setiap tahun dengan tujuan mengikuti isu-isu terbaru di bidang komunikasi, khususnya media dan jurnalistik. Menurutnya, jumlah mahasiswa jurusan jurnalistik di Fikom UP mengalami penurunan signifikan.

“Waktu pertama jurusan ini dibuka, peminatnya banyak hingga mencapai empat kelas. Sekarang hanya satu kelas,” ujarnya. Salah satu faktor penurunan adalah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri jurnalistik, sehingga mahasiswa kini lebih tertarik memilih jurusan seperti komunikasi strategis atau kajian media yang cakupannya lebih luas.

Dalam kuliah umum ini, topik utama yang dibahas adalah pertanyaan apakah berita lebih berfungsi untuk menginformasikan atau menghibur. Cici menekankan bahwa preferensi Generasi Z berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, dengan orientasi menggunakan ponsel cenderung untuk hiburan.

Alfito Deannova Ginting menyoroti perbedaan Media Sosial. Ia menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak memperoleh berita dari media sosial dibanding media massa konvensional. Generasi Z dan sebagian milenial semakin meninggalkan situs berita tradisional dan beralih ke platform digital seperti TikTok, video, serta mengikuti influencer dan kreator konten. Fenomena ini juga dipengaruhi oleh gaya penyajian konten yang tidak lagi sesuai dengan preferensi digital-native.

Sementara itu, Farhan memberikan tips menjadi konten kreator sukses, mulai dari memahami nilai yang ingin disampaikan, membuat channel khusus, merencanakan konten, hingga menggabungkan storytelling dengan visual. Ia menekankan pentingnya sentuhan humor, gaya media sosial, serta percaya diri. Farhan menambahkan bahwa seorang konten kreator harus adaptif, kritis, dan bertanggung jawab, mampu mengikuti tren dan teknologi, menyaring informasi, serta menghasilkan konten berkualitas.

Farhan menegaskan, menjadi konten kreator yang adaptif dan bertanggung jawab tidak hanya mendatangkan kesuksesan di industri kreatif, tetapi juga berkontribusi membangun ruang digital yang sehat, cerdas, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan demikian, kuliah umum ini menjadi sarana penting untuk mempersiapkan mahasiswa baru menghadapi dinamika dunia komunikasi dan media digital saat ini.